Selasa, 20 November 2012

Teori Ketepatan Induksi (Induced Fit Theory) Enzim

Teori Ketepatan Induksi (Induced Fit Theory) Enzim - Teori ini menyatakan bahwa enzim memiliki sisi aktif yang mudah menyesuaikan dengan bentuk substratnya. Dengan kata lain, bentuk sisi aktif enzim bersifat fleksibel. Pada saat substrat bertemu dengan enzim, maka sisi aktif enzim berubah sedemikian rupa sehingga cocok dengan substrat dan terbentuklah kompleks enzim substrat. Setelah terjadi reaksi dan produk telah terbentuk, enzim akan lepas. Pada saat ini tidak menutup kemungkinan, substrat lain bergabung dengan enzim. Pada saat ini pula enzim tidak aktif lagi. Perhatikan Gambar 1.1.

Prinsip kerja enzim teori ketepatan induksi
Gambar 1.1. Prinsip kerja enzim menurut teori ketepatan induksi
Anda sekarang sudah mengetahui Teori Ketepatan Induksi. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Model Gembok – Kunci (Lock and Key) Enzim

Model Gembok dan Kunci (Lock and Key) Enzim - Dari nama teorinya, kalian tentu dapat membayangkan bentuk antara kunci dan gembok pintu rumah kalian. Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli yang bernama Fisher. Menurutnya, enzim bagaikan sebuah gembok, memiliki bagian yang berhubungan dengan kunci yang disebut lubang kunci. Bagian lubang kunci ini diibaratkan sebagai sisi aktif enzim, yaitu suatu tempat yang spesifik untuk mengikat substratnya. Substrat digambarkan sebagai sebuah kunci. Mata kunci memiliki struktur yang khas dan cocok dengan struktur lubang kunci pada gembok. Kunci tertentu hanya cocok dengan gembok tertentu, artinya enzim tertentu hanya bekerja pada substrat tertentu. Apabila sisi aktif bergabung dengan substrat maka enzim tidak aktif lagi. Bergabungnya enzim dengan substrat membentuk kompleks enzim substrat. Kompleks enzim substrat digambarkan sebagai gembok dimana pada lubang kuncinya terdapat kunci. Setelah reaksi berlangsung, kompleks enzim substrat lepas dan terbentuklah produk. Pada sistem kerja enzim, enzim tidak pernah ikut bereaksi karena setelah terbentuk produk, enzim akan terlepas dan dapat menjalankan fungsi enzim untuk berikatan dengan substrat lain yang sesuai. Artinya, enzim tidak akan diubah menjadi produk atau enzim hanya berperan sebagai perantara dalam membentuk produk. Produk tersebut berasal dari substrat yang telah bereaksi. Perhatikan Gambar 1.1. 

Prinsif kerja enzim teori gembok kunci
Gambar 1.1. Prinsif kerja enzim menurut teori gembok-kunci.
Berikut adalah persamaan reaksi enzimatis sederhana:

persamaan reaksi enzimatis sederhana

Anda sekarang sudah mengetahui Model Gembok dan Kunci. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Fungsi dan Cara Kerja Enzim

Fungsi dan Cara Kerja Enzim - Di dalam reaksi kimia, antara suatu bahan (zat, unsur, molekul atau senyawa) yang satu dapat mengadakan reaksi dengan bahan (zat, unsur, molekul atau senyawa) yang lain sehingga dihasilkan suatu senyawa yang baru. Hal tersebut terjadi di dalam proses metabolisme, sehingga dihasilkan bahan yang diperlukan untuk tubuh. Nah, dalam proses metabolisme tersebut, tentunya diperlukan waktu tertentu untuk dapat mengubah bahan baku menjadi bahan yang baru (produk). 

Selama terjadi reaksi kimia tersebut, diperlukan adanya suatu bahan yang berperan dalam mengatur waktu untuk terjadinya reaksi yaitu enzim. Enzim tersebut diperlukan untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia (katalis), sehingga enzim disebut sebagai katalisator. Enzim yang berperan untuk mempercepat reaksi kimia dalam metabolisme suatu sistem hayati atau organisme disebut sebagai biokatalisator. Molekulmolekul yang dikatalis oleh enzim dinamakan substrat. 

Reaktan memerlukan energi (panas) untuk memutuskan ikatanikatan antar atomnya, sehingga atom-atom tersebut dapat membentuk ikatan baru (produk). Energi bebas yang diperlukan untuk memutuskan ikatan ini disebut energi aktivasi (EA), sedangkan perbedaan antara energi bebas produk dengan energi bebas reaktan disimbolkan dengan ΔG. 

Reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim, menunjukkan bahwa reaksi tersebut membutuhkan energi untuk reaksi lebih sedikit dibanding reaksi yang tidak dikatalis oleh enzim. Oleh karena itu, enzim berperan penting dalam menurunkan energi aktivasi untuk memulai suatu reaksi, sehingga reaksi dapat berjalan sangat cepat, efisien, dan tidak menimbulkan suhu yang tinggi. Perhatikan Gambar 1.1. 

Penurunan energi aktivasi enzim
Gambar 1.1. Penurunan energi aktivasi oleh enzim.
Setelah mengetahui fungsi enzim dalam metabolisme, tahukah kalian di mana enzim dihasilkan atau ditemukan? 

Enzim dihasilkan di dalam sel dan dapat bekerja di dalam sel maupun di luar sel. Enzim yang bekerja di dalam sel disebut enzim intraseluler. Misalnya, enzim yang berfungsi menawarkan racun sel H2O2 (hidrogen peroksida) menjadi H2 dan O2 yang bersifat netral. Enzim pernafasan selalu terdapat dalam sel. Sementara itu, enzim yang bekerja di luar sel disebut enzim ekstraseluler, yaitu enzim- enzim pencernaan. Sebagian besar enzim terdapat pada protoplasma sel. Namun, pada sel tertentu enzim ditemukan di dalam vakuola dan dinding sel. Selanjutnya, bagaimanakah enzim bekerja? Ada dua teori yang menjelaskan kerja enzim tersebut, yaitu:


2. Teori Ketepatan Induksi (Induced Fit Theory)

Anda sekarang sudah mengetahui Fungsi Enzim dan Cara Kerja Enzim. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Komponen-komponen Enzim

Penyusun / Komponen Enzim - Sebagian besar enzim tersusun oleh dua bagian, yaitu bagian yang berupa protein, disebut apoenzim dan bagian non protein yang disebut kofaktor. Ada juga beberapa enzim yang hanya terdiri dari komponen protein saja. Kofaktor dapat berupa molekul anorganik maupun molekul organik. Molekul anorganik berupa mineral seperti ion Fe, ion Zn, dan ion Mn. Molekul organik misalnya NAD+, vitamin B1, B2, B6, niasin, dan biotin. Kofaktor yang berupa molekul organik disebut koenzim, sedangkan kofaktor yang berupa molekul anorganik disebut gugus prostetik. Apoenzim dan koenzim yang bersatu membentuk enzim yang lengkap, disebut holoenzim. Perhatikan Gambar 1.1. dan 1.2.

Bagian enzim apoenzim gugus prostetik
Gambar 1.1. Enzim yang terdiri atas bagian protein (apoenzim) dan bagian non protein (gugus prostetik)

Apoenzim koenzim holoenzim
Gambar 1.2. Apoenzim dan koenzim bersatu membentuk holoenzim.
Anda sekarang sudah mengetahui Penyusun Enzim atau Komponen Enzim. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Harga solar industri 2012 Turun Naik, Bio Diesel Harus Jadi Solusinya


Harga solar industri 2012 memang bisa dibilang mengalami pasang surut yang cukup mengenyitkan dahi, dari isu kenaikan BBM hingga kelangkaan pasokan..hal itu mewarnai dan berperan penting akan bandrol solar industry di  tahun 2012 ini. Sebenarnya untuk harganya sendiri tidak bergerak ke angka yang signifikan jika di bandingkan dengan tahun lalu. Tapi dari segi jasa pelayanannya bisa dibilang bandrol distributornya mengalamai kenaikan.


Hal ini bisa terlihat dari banyaknya Distributor yang beralih ke Direct seller, mengapa? Karena mereka sadar jika harus menggunakan jasa distributor, harga operasional mereka akan membengkak, oleh sebab itu Harga solar industri 2012 merupakan harga solar yang paling turun naik tingkat operasionalnya. Mengingat minyak solar sangat berperan dalam transportasi, baik transportasi orang maupun barang, maka penyediaan minyak solar di masa mendatang sulit untuk dihilangkan dan harus dipenuhi. Oleh karena itu perlu dicari langkah-langkah untuk  mengurangi maupun menggantikan pemakaian minyak solar tersebut dengan bahan bakar alternatif.

Bahan bakar alternative sendiri sekirannya memang telah di siapkan beberapa tahun lalu, sayangnya banyak pihak yang sudah under estimated terlebih dahulu sebelum mencoba beralih ke sumber alternative seperti minya Biodiesel / CPO, So gimana mau move on jika para pembuat kebijakan saja tidak begitu “galak” untuk mengurangi ketergantungan akan penggunaan solar industri setiap tahunnya

Semoga berguna

Sejarah Enzim

Penemuan / Sejarah Enzim - Tahukah kalian, kapan istilah enzim dipakai oleh orang? Pada awalnya, Kuhne (1878) memberi nama zat yang berperan dalam proses pengubahan atau pembongkaran dan penyusunan yaitu ferment atau enzim. Enzim dari kata “in” dan “zyme” yang artinya sesuai yang ada di dalam ragi. Buchner (1896), memberi nama zat yang diperoleh dari sel-sel ragi yang telah dihancurkan yaitu zimase karena zat itu berasal dari ragi (zyme). Pada tahun 1926, Sumner berhasil memisahkan enzim dari biji polong-polongan tumbuhan Canavalia ensiformis dalam bentuk kristal. Setelah itu, berhasil dipisahkan beberapa enzim seperti katalase, papain, tripsin, dan pepsin. Semuanya dalam bentuk kristal. (sumber: suharjawanasuria.tripod.com)

Anda sekarang sudah mengetahui Sejarah Penemuan Enzim. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Mengapa Harga solar industri pertamina kerap turun naik!


Harga solar industri pertamina memang bisa dibilang sangat Fluktuatif, hal ini di sebabkan pada tanggal-tanggal tertentu seperti 1 dan 15 setiap bulannya harga minyak dunia mengalami revisi, hal ini tak pelak membuat kalangan Seller dan distributor kadang kalang kabut di buatnya, tak sedikit para distributor atau direct seller yang menjual harga Solar indsutri nya di bawah harga pertamina lho, bahkan yang menjual tinggi pun tetap ada!
Sebenarnya ada cara lain untuk mengurangi dan mengendalikan Harga solar industri pertamina yang terkenal aneh itu, yakni dengan cara beralih ke bahan bakar alternative lain seperti penggunaan Biodiesel, biodiesel sendir merupakan salah satu bahan bakar alternative yang di akui oleh sebagian kalangan sangat ramah lingkungan, wajar saja karena untuk mengolah biodiesel menjadi bahan bakar siap pakai ialah menggunakan Minyak Kelapa Sawit sebagai bahan utamanya.
Sayangnya hal ini sendiri tidak sejalan dengan apa yang telah di cita-citakan, pertamina seraya malas sekali untuk membuat para pemain industry dan fabrikasi untuk mengurangi ketergantungan mereka pada Solar industri. Padahal jika mau di bandingkan penggunakaan bahan bakar biodiesel sedikit banyak memberikan keuntungan tersendiri kepada konsumen pemakainya. Lantas sampai kapan mereka akan terus bergantung pada pemakaian Solar???
Artikel terkait – Harga solar industri 2012

Pembentukan Enzim

Proses Pembentukan Enzim - Menurut hasil penelitian Beadle dan Tatum, pembentukan enzim berdasarkan pada teori “one gene one enzyme”. Artinya, pembentukan satu enzim dikendalikan oleh satu gen. Oleh karena itu, gen atau kelompok gen dalam kromosom akan mengendalikan pembentukan enzim.


Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Harga solar industri pertamina 2013 Yang Sukar Di Prediksi


Dari hari kehari yang namanya bahan bakar Solar Industri sangat sulit sekali untuk di dapatkan, mengapa? Karena pasokan yang terbatas dan minimnya pemain (distributor) dalam system penjualan solar ini sedikit membuat harga solar Industri di pasaran menjadi turun naik tidak karuan. Sebut saja harga solar industri pertamina 2013 yang belum jelas masa depannya, hal ini membuat sebagian kalangan Penyetok dan distributor menjadi harap-harap cemas untuk menjualn stok minyak mereka di kisaran yang pantas.

Terlebih lagi saat ini tidak mudah mendapatkan solar industri dengan Quota cukup apalagi harga yang ditawarkan adalah harga direct seller/penjual langsung tanpa mekanisme UP Harga. maka sebagian direct seller yang resmi terpercaya biasanya Mengajukan penawaran beserta syarat dan ketentuan yang njlimet yang harus dipenuhi.
Selain itu beberapa direct seller pun menawarkan syarat lain seperti :

-          Minimum order 2000 kl
-          Sebelum order pastikan anda mempunyai SPK
-          Penggunaan solar industri harus jelas
-          Serius buyer dan Tidak main-main !!

So apakah anda berminat untuk membelinya jika masih serepot ini?


Artikel terkait – Harga solar industri pertamina

Enzim pada Proses Metabolisme

Enzim pada Proses Metabolisme - Metabolisme (dari bahasa Yunani, metabole = ‘berubah’), merupakan suatu rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di dalam sel tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi, sehingga diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan tertentu seperti unsur, molekul, senyawa, atau energi. Berdasarkan proses dan hasilnya, metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu katabolisme dan anabolisme. Sebagaimana telah kalian ketahui bahwa katabolisme adalah proses perombakan senyawa-senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui reaksireaksi kimiawi, sehingga dihasilkan energi. Sementara itu, anabolisme adalah proses pembentukan senyawa-senyawa kompleks dari senyawasenyawa yang lebih sederhana melalui reaksi-reaksi kimiawi sehingga diperlukan adanya energi. Selanjutnya, tahukah kalian apakah enzim itu? Enzim merupakan senyawa organik yang tersusun oleh protein (spesialisasi protein) untuk menjalankan proses-proses biokimiawi dalam sisitem hayati. Dengan demikian, reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh, baik anabolisme maupun katabolisme selalu melibatkan enzim. Komponen- komponen, fungsi, cara kerja, sifat-sifat, faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, penamaan dan pengelompokkan enzim, serta bagaimana pembentukan enzim akan kalian pelajari pada materi berikut.

1. Sejarah Enzim

2. Komponen-komponen Enzim

3. Fungsi dan Cara Kerja Enzim

4. Sifat-sifat Enzim

5. Penghambat Kerja Enzim

6. Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim

7. Penamaan dan Pengelompokan Enzim

8. Pembentukan Enzim

Anda sekarang sudah mengetahui Enzim. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Harga Solar Industri Hari ini Hingga Esok Yang Selalu Labil


Sejatinya harga solar Industri memang bisa dibilang cukup berbeda dengan harga solar untuk bahan bakar kendaraan lho, ya wajar saja karena Solar untuk industry biasanya di patok jauh lebih murah ketimbang solar untuk kendaraan. Selisih harganya sendiri sangat bervariasi, misal saja harga solar industi hari ini 1000/liter dan keesokannya harinya harganya bisa berubah lagi pada kisaran 950 ataupun 925 rupiah per liternya.



Sayangnya harga per Liter tersebut tidak bisa kita peroleh dengan mudah di karenakan banyaknya “biaya siluman” yang akan anda keluarkan hanya untuk mendapatkan Solar Industri yang anda inginkan. Contoh saja untuk pengiriman via laut atau darat seluruh indonesia, dapat dilakukan. besaran harga dan jenis minyak bisa disesuaikan dengan kondisi penawaran beli dari Anda dengan transaksi Full Dokumen dari pengiriman Kami dan sebelum FCO ( surat penawaran resmi) dari seller turun, hendaklah Anda mengirimkan LOI ( Surat Minat) dengan nama perusahan pembeli jelas dan adanya kontak person ke bagian pembelian/ purchasing dari pembeli tersebut juga didalamnya ada koordinat atau nama tempat/ kasturit/ pelabuhan bongkar. Bila Anda mediasi atau orang dalam yang meminta komisi, bisa juga anda kirimkan langsung dengan fee proteksi anda dengan didalamnya telah terisi data bank, tandatangan, copy-an id card dan nama-nama penerima komisi beserta rincian besaran masing-masing komisi tersebut, Dijamin dan pastikan Anda akan mendapatkan hak Anda tersebut.

Agak sedikit njlimet bukan? So jangan pernah terpengaruh dengan Harga Solar Industri Hari ini…karena yang jadi perhatian anda pastinya harga biaya kirim solar industry itu sendiri…Semoga berguna


Metabolisme

Pengertian dan Proses Metabolisme - Aktivitas kehidupan seperti berolah raga, berpikir, berjalan, berlari, tertawa, tidur, atau bekerja memerlukan energi. Energi tersebut diperoleh dari hasil penguraian makanan yang dicerna. Proses penguraian zat makanan ini disebut katabolisme. Baik tumbuhan, hewan, maupun manusia memerlukan proses tersebut untuk melangsungkan kehidupannya. Proses fotosintesis pada tumbuhan hijau menghasilkan suatu senyawa organik sebagai sumber energi kimia. Proses penyusunan energi ini disebut anabolisme. Katabolisme dan anabolisme itulah yang disebut metabolisme. Nah, kalian perlu mengetahui proses-proses yang terjadi selama metabolisme tersebut. Mari pelajari bersama. Pada bab berikut, kalian akan mempelajari enzim pada proses metabolisme ( katabolisme dan anabolisme). Kalian juga akan mempelajari katabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, serta hubungan katabolisme ketiga molekul tersebut. Selanjutnya, kalian diharapkan dapat menjelaskan pengertian metabolisme, menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, dan proses respirasi sel. Selain itu kalian diharapkan dapat menjelaskan tahapan masuknya senyawa sederhana terhadap siklus glikolisis


Anda sekarang sudah mengetahui Metabolisme. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.

Duel Maut Solar Industri Vs BioDiesel


Solar, merupakan salah satu bahan bakar yang paling berperan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari,..tak bisa di pungkiri bahwa kebutuhan solar industri sebagai salah satu penggerak roda perekonomian produksi kian tahun semakin membengkak. Hal ini pun senada dengan tingkat pertumbuhan di sektor industry dan fabrikasi yang dimana sangat bergantung pada bahan bakar solar sebagai salah satu sumber tenaga untuk penggerak mesin-mesin pabrik mereka. Jadi bisa dibilang tanpa solar, pabrik mereka tak akan mengepul..


Sebenarnya pemerintah bukan tanpa usaha untuk mengurangi ketergantungan akan bahan bakar solar di sektor industry, hal ini terlihat dengan adanya pengembangan dalam pemanfaatan bahan bakar Biodiesel yang di gadang-gadang akan menggantikan peran solar industri kelak. Biodiesel sendiri merupakan salah satu bahan bakar alternative yang di klaim lebih ramah lingkungan, karena memang tak bisa di pungkiri bahwa hasil pengolahan minyak kelapa sawit tersebut tidak akan berdampak buruk sama sekali untuk lingkungan sekitar.

Sayangnya banyak para pengusaha di bidang industry yang belum mau menerapkan atau beralih menggunakan bahan bakar Biodiesel secara merata, hal ini di karenakan masih adanya oknum-oknum yang membandel yang rela menjual harga solar industry di bawah rata-rata harga minyak yang di tetapkan oleh pemerintah. So sebenarnya hanya butuh kesadaran tinggi dari para pengusaha agar mau beralih ke bahan bakar alternative biodiesel, sayangnya pemerintah sendiri kurang “galak” dalam menerapkan peraturan dan kebijakan tersebut..Sungguh di sayangkan bukan?
Artikel terkait – Harga Solar Industri Hari ini

Pengaruh Pertumbuhan Tanaman


PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN - Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil kerja sama antara faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam (faktor internal) meliputi sifat genetik tumbuhan tersebut yang diperoleh secara turun menurun, yang berupa gen dan hormon. Faktor luar (faktor eksternal) meliputi faktor lingkungan. Faktor genetis pada bab ini hanya akan dibahas secara sekilas.

I. Faktor Internal

Adapun faktor-faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah sebagai berikut.

1.1. Gen

Ukuran batang, bentuk daun, biji, dan bunga tumbuhan padi berbeda dengan tumbuhan kacang. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dengan kacang tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Tumbuhan padi yang banyak dijumpai ternyata memiliki banyak jenis, antara lain: IR, rojolele, mentik, dan bramo. Antar jenis yang ada tersebut memiliki faktor genetis yang berbeda-beda pula.

Faktor genetis ini banyak digunakan dalam hal pemilihan bibit unggul. Gen pada tumbuhan berperan pada pengaturan reaksi-reaksi kimia dalam sel (metabolisme sel). Berkait dengan gen ini, pemerhati tanaman budidaya mengembangkan penelitian-penelitian yang bertujuan memperoleh biji yang baik untuk bibit, misalnya berapa lama menyimpan biji, berapa lama penjemuran (pengeringan), dan suhu berapakah yang paling cocok untuk penyimpanan.

1.1.1. Hormon

Hormon merupakan zat spesifik berupa zat organik yang dihasilkan oleh suatu bagian tumbuhan untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangannya. Hormon juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Hormon-hormon tumbuhan yang telah dikenal pada saat ini meliputi auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, kalin, etilen, dan asam traumalin.


Auksin atau asam indol asetat ditemukan pada tahun 1926 oleh Frits Went. Dia menemukan auksin di ujung koleoptil kecambah Avena (sejenis gandum). Perhatikan Gambar. Auksin juga ditemukan di ujung akar dan ujung batang. 

Auksin ujung koleoptil
Gambar 1.1. PeragaanWent. Auksin mengakibatkanbengkoknya ujung koleoptil.


Keterangan :

a. Ujung koleoptil (Avena sp.) dipotong dan dipindahkan diatas potongan agar
b. Pemotongan ujung kecambah (koleoptil) yang lain.
c. Potongan agar (yang menyerap auksin) ditempelkan pada sisi koleoptil.
d. Koleoptil membengkok akibat pemanjangan satu sisi yang menyerap auksin.

Auksin ditemukan Went saat masih menjadi mahasiswa. Gelar doktor pun disandangnya. Ia menetap di Jawa (saat itu masih jajahan Belanda) selama 5 tahun, kemudian di California Institute of Technology. Tahun 1964, ia melanjutkan penelitian gurun pasir di Desert Biology Laboratory University of Nevada. Sang professor ini meninggal pada 1 Mei 1990. (Sumber: Salisbury & Ross, Fisiologi tumbuhan 3, hlm. 58).

Pertumbuhan akar stek auksin
Gambar 1.2. Pertumbuhan akar pada stek yang dipacu dengan auksin.
Auksin pucuk batang
Gambar 1.3. Auksin masih bekerja pada bagian pucuk batang.
pucuk dipangkas maka pucuk samping akan tumbuh.
Gambar 1.4. Bila pucuk dipangkas maka pucuk samping akan tumbuh.
Beberapa peran auksin dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Menghambat pembentukan tunas samping. Pertumbuhan tunas ujung menghambat pertumbuhan tunas samping. Keadaan ini disebut dominansi pucuk atau dominansi apikal.
  2. Memacu pertumbuhan akar liar pada batang, misalnya pada tanaman apel ditemukan akar pada bawah cabang pada daerah antar nodus.
  3. Memacu pertumbuhan akar pada tanaman yang dikembangbiakkan dengan stek.
  4. Memacu berbagai sel tumbuhan untuk menghasilkan etilen.
b. Giberelin

Giberelin pada tumbuhan terdapat pada biji (terutama kacang-kacangan), daun, dan akar. Giberelin berfungsi untuk :
  1. Memacu pemanjangan batang.
  2. Mematahkan dormansi biji atau mempercepat perkecambahan.
  3. Mempercepat munculnya bunga.
  4. Merangsang proses pembentukan biji.
  5. Menyebabkan perkembangan buah tanpa biji (parteno karpik).
  6. Menunda penuaan daun dan buah.
Phaseolus vulgaris giberelin
Gambar 1.5. Eksperimen pada tanaman Phaseolus Vulgaris yang dipacu dengan giberelin.
c. Sitokinin

Sitokinin bisa ditemukan di jaringan pembuluh. Sitokinin berfungsi untuk:
  1. Memacu pembelahan sel pada tahapan sitokinesis.
  2. Memacu pembentukan kalus menjadi kuncup, batang, dan daun.
  3. Menunda penuaan daun dan buah.
  4. Memacu pertumbuhan kuncup samping atau menghambat pengaruh dominansi apikal.
  5. Memperbesar daun muda.
d. Asam Absisat

Asam absisat (ABA) dapat ditemukan pada buah. Hormon ini berfungsi untuk:
  1. Mempertahankan masa dormansi, sehingga menghambat perkecambahan biji.
  2. Mempertahankan diri jika tumbuhan berada pada lingkungan yang tidak sesuai antara lain saat kekurangan air, tanahnya bergaram, dan suhu dingin atau suhu panas.
  3. Merangsang penutupan mulut daun (stomata) sehingga mengurangi penguapan.
  4. Berperan dalam pembentukan zona absisi (Gambar 1.6), sehingga menyebabkan pengguguran daun, bunga, dan buah.
Zona absisi
Gambar 1.6. Zona absisi. Pada zona inilah daun, bunga, buah terlepas dari cabang atau batangnya. 
e. Kalin

Hormon kalin berperan dalam merangsang pertumbuhan organ pada tumbuhan (organogenesis). Berdasarkan organ tumbuhan yang dibentuk, hormon kalin dibedakan menjadi: antokalin (memengaruhi pembentukan bunga), filokalin (memengaruhi pembentukan daun), kaulokalin (memengaruhi pembentukan batang), dan rizokalin (memengaruhi pembentukan akar).


Gas etilen dikeluarkan oleh bagian tumbuhan yang busuk, terutama buah. Apakah kalian pernah melakukan proses pemeraman buah? Jika buah yang telah tua dimasukkan di tempat yang hangat (bukan dipanggang) dalam posisi tertutup rapat, buah cepat masak.

Gas etilen juga berperan pada pengguguran bunga, daun (peran gas etilen pada pengguguran lebih kuat dibanding asam absisat (ABA)). Pada bunga dimulai dengan memudarnya warna, pengkerutan. Pada daun dimulai dengan hilangnya klorofil. Gas etilen yang diberikan bersama auksin dapat merangsang proses pembungaan.

g. Asam traumalin

Asam traumalin berperan dalam proses pembentukan kembali selsel yang rusak, jika jaringan tumbuhan terluka.

h. Batasin

Batasan ini ditemukan pada tumbuhan gadung. Jika batasin terkumpul pada bagian kuncup atau tunas, pertumbuhannya akan terhambat.

i. Asam jasmonat

Asam jasmonat ditemukan di dalam minyak melati. Asam jasmonat berfungsi untuk memacu proses penuaan.

II.. Faktor Eksternal

Faktor internal dan faktor eksternal membentuk suatu interaksi dalam hal memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Faktor eksternal (faktor lingkungan) yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan meliputi faktor iklim, edafi k, dan biologis.

2.1. Faktor iklim

Yang termasuk faktor iklim yaitu cahaya, suhu, air, panjang hari, angin, dan gas (CO2, N2, SO2, O2, dan nitrogen oksida). Pada bab ini tidak semua faktor dibahas tetapi hanya membahas sebagian faktor saja. Untuk faktor iklim misalnya, akan dibahas faktor cahaya atau sinar, suhu udara, oksigen, kelembaban, dan air.

2.1.1. Faktor cahaya

Tumbuhan hijau membutuhkan cahaya untuk proses fotosintesis. Proses Fotosintesis menghasilkan zat-zat makanan bagi tumbuhan. Zat makanan inilah yang digunakan oleh tumbuhan sebagai sumber energi untuk melakukan kegiatan-kegiatan hidupnya. Cahaya dapat memicu pembentukan klorofil, perkembangan akar, dan pembukaan daun. Akan tetapi, intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat merusak klorofil.

Pertumbuhan batang kecambah di tempat gelap lebih cepat (lebih panjang) dibandingkan di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap ini disebut etiolasi.

Lama penyinaran matahari memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Banyak penelitian melaporkan bahwa lama penyinaran ini berpengaruh pada fase pembungaan tumbuhan. Lama penyinaran (panjang hari) diterjemahkan sebagai waktu dari matahari terbit sampai dengan matahari terbenam.

tumbuhan kacang di tempat terang gelap
Gambar 1.7. (a) tumbuhan kacang di tempat terang, (b) tumbuhan kacang di tempat gelap.
Di daerah katulistiwa, panjang hari kurang lebih 12,1 jam. Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari) disebut fotoperiodisme. Berdasarkan lamanya siang, tumbuhan dibedakan menjadi :

a. Tumbuhan hari pendek

Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan yang berbunga pada saat lamanya siang kurang dari 12 jam (lamanya siang lebih pendek dibanding lamanya malam). Contoh: ubi jalar, krisan, aster, mangga (Gambar 1.814a), dan apokat.

b) Tumbuhan hari panjang

Tumbuhan ini berbunga pada saat lama siang lebih dari 12 jam (lamanya siang lebih panjang dari lamanya malam). Contoh: kentang, slada (Gambar 1.8b), gandum, dan ba yam.

c) Tumbuhan hari netral

Tumbuhan ini berbunga hampir sepanjang musim, tidak tergantung lamanya siang hari. Contoh: kapas, mawar (Gambar 1.8c), tumbuhan sepatu, tomat, cabe, dan bunga matahari.

d) Tumbuhan hari sedang

Tumbuhan ini berbunga pada saat lama siang sekitar 12 jam. Contoh: tebu (Gambar 1.8d) dan kacang. Tumbuhan memiliki zat yang berfungsi mengontrol respon tumbuhan terhadap penyinaran yang disebut pigmen fitokrom. Pigmen ini sebenarnya adalah suatu protein yang mampu menyerap cahaya merah dan infra
merah dari sinar matahari.

Tumbuhan hari pendek panjang netral sedang
Gambar 1.8. (a) Tumbuhan hari pendek (mangga) (b) Tumbuhan hari panjang (slada) (c) Tumbuhan hari netral (mawar) (d) Tumbuhan hari sedang (tebu)
2.1.2. Oksigen

Oksigen diperlukan oleh semua tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Oksigen diperlukan oleh tanaman baik pada bagian tanaman yang ada di permukaan tanah maupun bagian yang ada di dalam tanah, misalnya akar. Aerasi tanah yang cukup, memberikan kesempatan sel-sel akar untuk melakukan respirasi sehingga peredaran unsur-unsur hara dapat meningkat. Oleh karena itu, para petani sering melakukan upaya-upaya penggemburan tanah. De ngan adanya oksigen dalam tanah, organisme-organisme aerob mampu hidup sehingga proses penyediaan unsur-unsur hara tumbuhan lebih meningkat.

2.1.3. Suhu udara

Beberapa proses yang terjadi di dalam tumbuhan sangat tergantung kerja enzim. Enzim bekerja dipengaruhi oleh suhu. Proses respirasi, transpirasi, dan fotosintesis dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang terlalu tinggi menyebab kan tumbuhan tidak tumbuh, bahkan mati. Suhu yang tinggi menyebabkan ketersediaan O2 untuk respirasi rendah, dan CO2 dalam sel tinggi, sehingga menghambat respirasi selanjutnya. Suhu yang tinggi juga menyebabkan transpirasi tumbuhan meningkat. Pengaruh suhu pada fotosintesis lebih banyak pada kerja enzim-enzim fotosintetik. Perhatikan Gambar 1.9.

Grafik pertumbuhan berbagai tanaman kisaran suhu
Gambar 1.9. Grafik pertumbuhan berbagai tanaman pada kisaran suhu.
Pembungaan penyimpanan suhu rendah
Gambar 1.10. Pembungaan hanya terjadi karena pengaruh penyimpanan suhu rendah yang diikuti hari panjang.
2.1.4. Kelembaban

Kelembaban tanah dan kelembaban udara memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang kaya humus mampu menyimpan air lebih banyak, sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh dengan baik menghasilkan seresah lebih banyak dan meningkatkan bahan organik tanah.

Udara mampu menyimpan air. Kadar air yang ada di udara disebut kelembaban udara. Kadar air di udara yang tinggi, berpeluang untuk menjadi awan dan hujan. Air hujan masuk ke dalam tanah dan akan disimpan dalam tanah, menjamin ketersediaan air bagi tumbuhan.

Kalian telah belajar tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan serta faktor-faktor luar yang memengaruhinya, bahkan telah melakukan percobaan tentang pengaruh lama perendaman biji kacang tanah terhadap perkecambahannya. Di akhir kegiatan tersebut kalian diminta untuk membuat rancangan percobaan dengan judul tertunjuk (telah disediakan oleh gurumu).

2.2. Faktor Edafik (Tanah)

Faktor edafik meliputi struktur, tekstur, bahan organik, pH dan ketersediaan nutrisi. Pada bab ini hanya dibahas faktor nutrisi saja. Ilmu nutrisi tanaman telah diterapkan sejak 160 tahun yang lalu berdasar eksperimen klasik Liebig, Lauwes, dan Gilbert.

Ada banyak unsur yang diperlukan oleh tumbuhan. Seperti halnya makhluk hidup yang lain, tumbuhan memerlukan nutrisi atau makanan untuk hidupnya. Tumbuhan hijau mengambil nutrisi dari udara, air, dan dari dalam media tumbuhnya. Misalnya dari dalam tanah, nutrisi diambil dalam bentuk ion. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (makronutrien) dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikronutrien).

Sumber-sumber nutrisi bagi tumbuhan berupa zat-zat organik dan zat-zat anorganik. Perbaikan kesuburan tanah secara alami dengan pemupukan, baik menggunakan pupuk alami maupun pupuk buatan banyak dilakukan oleh para petani. Disamping penambahan zat-zat organik dan zat-zat anorganik, nutrisi yang ada dalam tanah berasal dari hasil pelapukan mineral anorganik dan hasil biodegradasi bahan organik.

Unsur-unsur yang telah tersedia dalam media tanam (misalnya tanah) tidak segera dapat dipergunakan oleh tumbuhan apabila faktorfaktor lain tidak terpenuhi, misalnya adanya mikrobia dalam tanah. Unsur makro terdiri dari: C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (sulfur), P (fosfor), K (kalium), Mg (magnesium), dan Ca (kalsium). Unsur mikro terdiri dari: Cl (klor), Fe (besi), B (boron), Mn (mangaan), Zn (seng), Co (koper), dan Mo (molibdeum).

sistem perakaran tanaman
Gambar 1.11. (a) tanaman dengan sistem perakaran buruk, tanah tidak dicampur dengan pupuk organik, (b) tanah dicampur dengan pupuk organik.
Tumbuhan yang kekurangan nutrien pada media tanamnya akan mengalami defisiensi. Apabila hal ini terjadi, maka pertumbuhan dan perkembangannya tidak sempurna. Berikut adalah tabel fungsi unsur dan penyakit tumbuhan akibat kekurangan unsur.

Tabel 1.1. Unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan, fungsi, dan penyakit akibat kekurangan unsur (defisiensi)
Nama Unsur
Bentuk Senyawa dan Ion
Fungsi
Penyakit Akibat dari
Kekurangan Unsur
Unsur Makro
C (karbon)
H (hidrogen)
O (oksigen)
CO2
H2O
O2
Menyusun hasil fotosintesis
Metabolisme terhambat, pertumbuhan terhambat.
N (nitrogen)

Ion NH4+ (ammonium,ion NO3- (nitrat), Urea (CO(NH2)2, NaNO3

Komponen penyusun protein, asam nukleat, klorofil, vitamin, dan beberapa hormon tumbuhan.
Daun muda warnanya pucat, daun tua kekuningan dan biasanya gugur. Penyakit ini disebut klorosis.
S (sulfur)

Ion Sulfat (SO4–2) dan Sulfida

Komponen penyusun protein
dan vitamin, mempercepat
perkembangan akar, dan mengaktifkan
enzim.
Warna daun pucat atau kuning
kehijauan dan pertumbuhan
lambat.

P (fosfor)

Ion H2PO4–2 dan H2PO4

Penyusun karbohidrat, protein
dan klorofi l, mengaktifkan enzim
(aktivator enzim), mengatur
keseimbangan kelarutan air,
dan mempengaruhi osmosis.
Daun tua menggulung, ada bercak-bercak, tepi daun hangus, tumbuhan mudah roboh, dan pertumbuhan lambat.

K (kalium)

Ion K+

Penyusun karbohidrat, protein dan klorofil, mengaktifkan enzim (aktivator enzim), mengatur keseimbangan kelarutan air, dan mempengaruhi osmosis.
Daun tua menggulung, ada bercak-bercak, tepi daun hangus, tumbuhan mudah roboh, dan pertumbuhan lambat.

Mg (magnesium)

MgSO4, ion Mg2+

Menyusun klorofil dan mengaktifkan enzim.
Menderita klorosis dan daun mudah gugur.
Ca (kalsium)

CaCl2, CaNO3, ion Ca++

Menguatkan dinding sel, pencegah keracunan sel, dan berperan pada kegiatan titik tumbuh.
Tunas ujung mati, tidak terbentuk daun dan pertumbuhan akar terhambat.

Unsur Mikro
Cl (klor)

ion Cl

Mengatur pertumbuhan akar batang, mengatur fotolisio, metabolisme karbohidrat.
Klorosis, daun layu, akar pendek dan menebal.

Fe (besi)

ion Ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+), FeCl3, serta Fe(SO4)

Berperan dalam pembentukan klorofil, menyusun enzim sitokrom dan peroksidase
Daun pucat, klorosis dan mati.

B (boron)

ion B2–, H3BO3 (asam borak)

Pembentukan bintil akar, proses fotosintesis, pemecahan protein, perkecambahan, pembungaan.
Pertumbuhan tunas terganggu, daun tebal dan keriting.

Mn (mang an)

ion Mn, MnSO4

Menyusun klorofil dan vitamin C serta menggiatkan koenzim.
Warna daun memutih dan gugur.

Zn (seng)

ion Zn2+, ZnSO4

Aktivator enzim, prekusor auksin, kloroplas, amilum dan berperan dalam sintesa protein.
Daun mengecil dan ruas-ruas menjadi lebih pendek.

Co (koper)

ion Co2+ dan Co3+, CoCl2

Fiksasi N dari udara dan komponen vitamin B kompleks.
Klorosis, pertumbuhan terhambat.

Mo (molibdenum)

ion Mo+ dan MoO42–, Na2MO4

Berperan pada fiksasi N dari udara, metabolisme besi, dan kofaktor enzim.
Daun pucat.


Unsur-unsur tersebut dapat segera digunakan oleh tanaman apabila didukung oleh faktor pH tanah yang sesuai. Pada umumnya pH yang baik untuk banyak tanaman adalah 6,0 - 7,0. Tanaman kentang, ubi jalar cocok pada pH 4,5 - 5,5 sedangkan seledri, kubis pada pH 6,5 - 7,5.

Dari manakah unsur-unsur tersebut diperoleh? Di depan telah disebut bahwa unsur-unsur tersebut ada yang diambil dari tanah, ada pula yang diambil dari udara dan air seperti C, H dan O.

Apakah kalian pernah melihat para petani membiarkan batang padinya berada di sawah setelah selesai dipanen? Batang-batang padi tersebut dapat berfungsi sebagai pupuk organik. Semua bagian tubuh tumbuhan dapat dipakai sebagai pupuk organik. Bahkan beberapa tumbuhan dari jenis tumbuhan polong-polongan, selain sebagai sumber pupuk organik, akar tumbuhan tersebut memiliki bintil-bintil akar yang kaya mikroorganisme

Rhizobium yang dapat mengikat N dari udara. Pupuk organik yang lain, berasal dari kotoran hewan atau bangkai hewan (hewan yang telah mati). Kotoran hewan meliputi kotoran sapi, kotoran domba, kambing, kuda, dan kerbau. Pupuk organik digunakan sebagai pupuk dasar. Rekombinasi penggunaan pupuk kandang untuk tanaman dan kandungan unsur N, P, dan K pada pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan 1.3.

Tabel 1.2. Kandungan N, P, K pada berbagai pupuk organik

Pupuk Organik

N(%)

P(%)

K(%)

Kerbau
0,7
2,5
0,4
Sapi
1,6
2
0,5
Kuda
1,7
4,0
Ayam
2,1
3,9
0,4
Azolla
4
10
3
Jerami
0,8
1,5
Limbah tapioka
0,9
0,2
Limbah tahu
4,2
Blotong
0,2
1,5
Daun lamtoro
4,3
4,0
4,0

Tabel 1.3. Penggunaan pupuk kandang pada padi, jagung, kedelai, dan tebu

Jenis Tanaman
Pupuk Kandang (Ton/Ha)
Padi (per tanaman 1)
20 – 30
Padi (per tanaman 1)
15 – 30
Jagung
20 – 25
Kedelai
20 – 30
Tebu
40 – 60

Tanah yang cukup mengandung pupuk organik, mampu mengikat air lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan. 

Beberapa mikrofauna dan mikrofl ora yang ada dalam tanah berperan dalam penyedia unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhannya. Mikroorganisme tersebut adalah bakteri nitrifi kasi, bakteri Rhizobium, Azotobakter, Nitrosomonas, dan Nitrosococcus. Tumbuhan paku air Azolla pinata dan ganggang hijau biru dapat mengikat N dari udara. Cendawan merupa kan organisme pembusuk bahan organik. Beberapa hewan kecil penyedia unsur adalah dari kelompok insekta (semut, rayap), dan cacing tanah. Mikrofauna dan mikroflora tersebut dapat hidup di dalam tanah apabila syarat-syarat hidupnya terpenuhi seperti aerasi dalam tanah, kelembaban tanah, temperatur tanah, ketersediaan bahan organik, dan pH tanah.

2.3. Faktor Biologis

Meliputi gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda, maupun mikroorganisme tanah (misalnya: bakteri Rhizobium dan Mikorhiza).

Anda sekarang sudah mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Tanaman. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Referensi :

Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.