Payudara Dewi Laksmi Mengeluarkan Air, Candi Sumber Tetek atau Candi Belahan di kaki Gunung Penanggungan, Pasuruan, Jatim, memiliki arca Dewi Laksmi, istri Prabu Airlangga. Uniknya, kedua puting payudara yang dipegang oleh sang permaisuri bisa mengeluarkan air. Wah!
Pada tahun 991 M, Mahendradatta, istri dari Raja Bali Udayana melahirkan seorang anak yang diberi nama Airlangga. Untuk memperingati hari bahagiannya itu, Udayana membangunkan sebuah candi di sisi Barat Gunung Penanggungan. Candi itu diberi nama Petirtaan Jolotundo.
Sebenarnya, selain Petirtaan Jolotundo masih ada candi yang hampir sama tuanya, yakni Candi Belahan atau Sumber Tetek. Candi Belahan sendiri konon dibangun oleh Airlangga pada tahun 1009 M.
Candi yang berada di ketinggian 700 mdpl ini terasa sangat sejuk dan pemandangan alamnya juga indah. Sebagian besar candi berukuran 5 x 5 meter ini terbuat dari susunan batu bata merah.
Inilah bagian yang paling menarik dari candi ini. Pada bagian depan candi terdapat dua arca wanita, yakni Dewi Sri dan Dewi Laksmi yang merupakan istri dari Prabu Airlangga.
Arca Dewi Sri dan Dewi Laksmi ini melambangkan kemakmuran. Uniknya, dari puting payudara arca Dewi laksmi ini mengeluarkan air yang mancur ke kolam. Oleh sebab itulah, warga sekitar lebih akrab dengan sebutan Candi Sumber Tetek.
Selain itu, juga ada arca Dewa Wisnu yang sedang mengendarai Garuda. Namun, arca ini sudah diamankan di Trowulan. Selain sebagai tempat mandi oleh para istri dan selir Airlangga, candi ini konon juga menjadi tempat pertapaan Airlangga dan lokasi penyimpanan abu Airlangga yang wafat tahun 1049 M.
Menurut Mas Caliyono, juru kunci Candi Belahan, candi ini belum pernah dipugar besar-besaran. Hanya beberapa bagian, seperti pembuatan pagar kawasan candi dan pembetulan bagian puting arca Dewi Laksmi.
Bagian puting Dewi Laksmi menjadi salah satu yang mendapatkan perbaikan. Awalnya, air yang keluar dari puting tidak sampai kolam hanya jatuh di kaki Dewi Laksmi. Karena dikhawatirkan dapat merusak kaki patung maka pengelola berinisiatif untuk memasang pipa di bagian intim tersebut agar air dapat mancur sampai ke kolam.
Ketika saya ke sana, pemandian ini ramai dikunjungi oleh pemuda dan anak-anak kecil setempat. Mereka memang sering berenang, mandi, bahkan foto-foto di kolam Candi Belahan. Tidak jarang warga sekitar juga mengambil air yang berasal dari payudara sang permaisuri menggunakan jerigen besar.
Ya, kemakmuran yang terbawa sejak zaman Kahuripan ini masih melekat dipikiran masyarakat sekitar. Ehm... tiba-tiba pikiran saya melayang ke zaman Kahuripan sebelum dibelah menjadi Kerajaan Jenggala dan Dhaha (Kediri).
Ternyata benar, alasan candi ini diberi nama “Belahan” karena merupakan simbol pembagian atau pembelahan kerjaan Kahuripan menjadi dua wilayah. Dalam sejarah juga menyebutkan bahwa batas kedua kerajaan baru itu berada di sekitar Porong. Kebetulan candi ini terletak tak jauh dari batas kedua kerajaan tersebut.
Namun, sangat disayangkan keberadaan candi yang unik ini belum banyak dikenal oleh wisatawan. Selain itu, di area candi juga tidak ada tulisan mengenai sejarah candi layaknya objek wisata lainnya.
Untuk mencapai candi ini sebenarnya tidaklah sulit. Candi Belahan terletak di lereng timur Gunung Penanggungan, tepatnya di Dusun Belahan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Anda harus berjalan sekitar 5 km ke arah barat dari jalan raya Surabaya-Gempol.
Akan tetapi, Jalannya yang rusak parah mejadi kendala yang harus dilewati oleh para pengendara. Hal ini sangat kontras dengan Candi Jolotundo yang ada di sisi barat Gunung Penanggungan.
Meskipun begitu, Candi Sumber Tetek yang unik ini juga pantas untuk dikunjungi. Apalagi bagi Anda para pecinta sejarah!
SUMBERhttp://travel.detik.com/read/2012/04/23/102346/1898799/1025/wah-payudara-dewi-laksmi-mengeluarkan-air-di-candi-sumber-tetek?991104topnews
baca halaman selanjutnya;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar